09 Desember 2007

Puisi-Puisi Isbedy Stiawan ZS


Kau Turuni Lembah



dengan kerudung

saat matahari bubung

kau turuni lembah

hingga ke muara cerita

anggur bibirmu

menggoyangkan daundaun

dan sungai menari

ingin memeluk desah sepatumu

kau ditakdirkan sebagai bidadari

tapi melajang berharihari

di lembah segala cinta

dikekalkan jadi legenda

lembah ini menyimpan

segala kenangan peziarah

tanpa pasangan

: lajang yang duka

kau telah mengerti

aku peziarah

sesaat lagi pergi

aku telah mengingat

kisah-kisah sekarat

yang tercecer atau hanyut

lalu orangorang

hendak mengekalkan

2007



Menyelam

terlelap di rumputan hijau

angin mendesau

kau bersijingkat datang

menyudahi siang

anganku mengembara

ke dalam riuh sungai

ingin lama menyelam

minum anggurmu

2007




Tak Ada Rambu

: jefri alkatiri

tak ada rambu

juga nama-nama jalan yang buntu,

maka susuri saja setiap garis putih

dan pembatas tepi. sampai lelah,

hingga kantuk

atau terbatuk

“tunggulah di trotoar

jika tak lagi mampu jalan

sampai siang membuka pandang

dan alamat kembali terkenang.”

tak ada rambu

di kampung besar

siaplah tersasar!

KL, 29/07/07




Sungai Siak

KITA bergambar

di bawah kaki hujan

dalam riuh anak terlantar

yang telanjang

menceburkan diri

ke sungai yang cokelat

AKU tersenyum

seperti sangat mengenal

anak-anak itu

yang terjun dan naik

ke dinding jembatan

sebelum maut mengucap salam

dan aku ingin sekali

mendekapmu

ingin jadi burung

dalam sarangmu

biar tak tertangkap

agar tak terperangkap

ke dalam air deras

KAU menjauh

ingin menyuluh

matahari jadi api

bakar mega

menghancurkan mendung

tapi sejak tadi

hujan berdiri

mengancam cinta

yang telanjur mencair

sebagai sungai

dikekalkan oleh siak…


2005




Di Tiang

di utara aku bersemi

membangun nama

lempangkan jalan

tapi di selatan aku mati

berdiri di tiang

dengan lidahku

siap membiusmu

2007




Bujang

memilih kesunyian

daripada dirajam

mencari taman

menunggui lembah

abadabad datang


hunian lengang

ah!

Kedah 2007

Isbedy Stiawan ZS lahir dan besar di Tanjungkarang (Lampung). Selain menulis puisi, juga cerpen dan esai di pelbagai media massa lokal dan nasional. Buku puisi terbarunya Laut Akhir (bukupop Jakarta, Januari 2007) dan Lelaki yang Membawa Mattahari (Hikayat Publishing Jogjakarta, Juli 2007).

Dimuat di KOMPAS, 9 Agustus 2007

Tidak ada komentar: