04 Juni 2012

Puisi Suara yang Memanggil


Puisi Isbedy Stiawan ZS
Suara yang Memanggil
 
i
panggilanmu
suara yang
menyejukkan
saat senja ini
dan langit
murung...
 
ii
lalu kedip matamu
seperti mengganti
suaramu yang merdu
agar aku datang
berkalung kabar

iii
langit mendung
suaramu menggulung
kuhampar perjalanan
hingga ke pintumu
: aku mengetuk
tak mau pergi

iv
sampai di pintumu
suaramu makin kurindu
ingin segera mengecup
: ciuman kasih
 
v
di jalan yang kemarin kutempuh
aku pun kembali menuju rumahmu
di antara pematang
sungai-sungai kecil
dengan jernih airnya
tiapkali aku membasuh
sebelum menemuimu
: aku bawakan
ayat-ayat rindu
 
vi
sisakan suaramu
di ujung panggilan
itulah kenangan
untuk kukalungkan
agar kau mengenalku

nanti...

vii
jika aku rindu
cukup kukenal
suaramu

setiap kau panggil
rinduku menyemi
: ini puisiku... viii
hanya jalan
yang baru kubangun
akan sampai
di bukit dulu sekali
memercikkan api
dan pecahlah batunya!

viii
hanya jalan
yang baru kubangun
akan sampai
di bukit dulu sekali
memercikkan api
dan pecahlah batunya!

29 Mei 2012





 

Perjalanan Pagi

daun-daun di depan rumah
setiap pagi gugur karena serapah
matahari tak pernah menemuiku
embun sejak semalam mengering

aku lihat piring-piring
menutup wajahnya
gaduh ini membuat
telingaku pecah!

setiap pagi tak ada daun
yang hijau dibasuh embun
aku menyapu lalu membakar
daun-daun kering itu

suaramu membuat
piring-piring itu
menyumpal telinganya
lalu berlari ke dalam sumur

2012




 

Hutan Terbakar
 
karena suaramu
hutan-hutan
terbakar!

2012




Izinkan Aku Lelap

jika aku sudah sampai
dan pintumu masih tertutup
izinkan aku lelap di terasmu

2012





Soal Waktu

nanti jika aku benar-benar pergi
kau panggil rindu dan mencariku
agar kembali: -- tapi kita sudah
beda waktu --

aku akan melunta
dan kau fana!

2012






Episoda Pantai
 
pantai akan selalu menerimaku
meski tinggal tubuhku

aku hanyalah kelana
singgah sejenak di dadamu

kau ada pemampir
sekadar istirah ke pinggir

karena di laut
segala bertaruh

2012




Lanskap

mendung di luar
hitam di dadamu

ada api di bibirmu
aku pun terbakar

daundaun di pohonku
jadi kuning...

2012




 


Terbuat dari Api
 
sebab kau terbuat dari api
segala pun akan kaubakar
lalu menari melihat
orang-orang pukang
sambil menuding:
ia si pembakar itu...

2012





Bagai Matamu Mengatup

setelah langit tertutup
bagai matamu mengatup

adakah cahaya matahari
bisa kaupetik untuk penerang?

jalan berilalang
menuju pulang

ke tak diri
aku akan melanglang

2012








Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS


 
PUISI-PUISI ISBEDY STIAWAN ZS
 
 
SEBELUM MALAM MENUTUP
 
aku ingin mengecup terakhir kali ini malam,
maka sediakan pipimu untuk kulalui
sebelum malam menutup mataku--mungkin
nanti tak kutemui malam yang lain
malam tanpa warnawarni

"ini kecupanku seperti segelas minuman
kuseruput: aduhai manis rasanya,
indah di dalam waktu."

setelah itu aku benar-benar tak lagi merasai
malam mengubur waktuku

060512
 
 
 
 
 
 
 
 
PERCAKAPAN SUBUH

(lalu jalan sepi ini menjadi riuh)

ada percakapan, setelah perjalanan
menuju pulang. demikian riuh hingga subuh
berlalu. seusai tangis, selepas gerimis
ayam-ayam disajikan, doa didendangkan
sehari dua hari lalu tujuhhari
untuk merayu-Nya
untuk melupakannya!

2012







 
SINGGAH DI SEBUAH KOTA

kota yang tak ada dalam peta anganku,
akhirnya kusinggahi juga. setiap lekuk
tubuhmu kutiti
hingga paling mulus dan berlubang:

aku tetap mencintaimu
seperti kuberi
cintaku padamu, wanitaku

Kotabumi, 07.05.12
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
KAU MELANGKAH
 
di bawah cahaya lampu jalan
kau melangkah
berwajah pualam
di antara warungwarung
matamata itu menatapmu

"jangan di sini, tapi baiknya
menuju taman itu," ucapmu

aku tahu. di bawah cahya
lampu jalan
napasmu semakin malam

2012











 

GELOMBANG

gelombang itu makin besar
terus menggelora: rumah-rumah pasir
disapu, seperti pisau matanya membakar
: dadaku bergetar
seperti hendak membunuh
atau aku mati di ujung pisau-Mu?

2012











 

SETIAP PAGI DI TAMAN
 
ya aku tak melupakanmu
setiap pagi sibuk di taman depan rumah
menggugurkan daun menguning
kau pandangi bungabunga dan kaujentik
embun yang tersangkut di ujung daun
hingga gugur:
"demikian hidup ini, ada yang tersingkir dan gugur,
yang lian mekar menebarkan aroma..." ujarmu

2012






 

HANYA LAMBAI
kenangan A. Roffar Achmad

hanya lambai yang tersisa di pucuk-pucuk kemboja
saat kau diturunkan serupa jangkar
bagi kapal
lalu layar dikatupkan: ombak pun makin
tenang menerpa pantai
-- kau diturunkan,
kau dikenangkan... --

Kotabumi, 07 Mei 2012