13 Desember 2007

Sajak Isbedy Stiawan ZS


Malam Ingin Menguncup

di pasir hampar

di pantai terbentang:

kau pulas,

aku melepas

matahari pagi

mentari sore

masuki malam

kau terbenam

kukunci percakapan

ikut membenam

ke tepi-tepi

paling sepi

malam ingin

menguncup

kau pagut

aku pun terkutuk!

2007



Capaimu, Melepasmu

ke mana hujan

akan pulang

ke mana langkah

melipat jalan

ke tubir waku

-- barangkali -

aku titip salam

aku tanam lenguh

di sunyi malam

aduhai, kekasih

sampai ini dini

aku masih jaga

cari-cari tangga

ingin capaimu:

- melepasmu -

Medan, Mei 2007



Kisah Dua Bagian Tentang Penari dan Penyair

1. di penghujung siang

(waktu sangat terbatas)

sesenyum jamuan

sehampar salam

"aku ingin terbang

menemu malam

luruhkan jarak

supaya kau

kian rekat," gumamku

setiap melihat bulan

siang ini di wajahmu

kau menari

aku baca puisi

kau beri setarik tarian

kukasih selarik kiasan

bergerak, melompat

ke dalam kata-kata

ke pusat hentakkan

Kekasih, kita sudah

sampai...

Medan-Lampung, Mei 2007

2. selamat siang,

di sini langit benderang

tak ada jamuan

tapi kuingin sebuah tarian

dan akan kubalas

dengan sebait kiasan

kau menari

aku gumamkan puisi

biar langit di hati

taman di bibir

sama-sama berbunga

dan di taman ini

kita jadi adam dan hawa:

bangun firdaus yang baru

tanpa pelata

yang menggoda

Lampung 30 Mei 2007

Dok: Suara Pembaruan, 21 Oktober 2007

Tidak ada komentar: