Malam Ingin Menguncup
di pasir hampar
di pantai terbentang:
kau pulas,
aku melepas
matahari pagi
mentari sore
masuki malam
kau terbenam
kukunci percakapan
ikut membenam
ke tepi-tepi
paling sepi
malam ingin
menguncup
kau pagut
aku pun terkutuk!
2007
Capaimu, Melepasmu
ke mana hujan
akan pulang
ke mana langkah
melipat jalan
ke tubir waku
-- barangkali -
aku titip salam
aku tanam lenguh
di sunyi malam
aduhai, kekasih
sampai ini dini
aku masih jaga
cari-cari tangga
ingin capaimu:
- melepasmu -
Medan, Mei 2007
Kisah Dua Bagian Tentang Penari dan Penyair
1. di penghujung siang
(waktu sangat terbatas)
sesenyum jamuan
sehampar salam
"aku ingin terbang
menemu malam
luruhkan jarak
supaya kau
kian rekat," gumamku
setiap melihat bulan
siang ini di wajahmu
kau menari
aku baca puisi
kau beri setarik tarian
kukasih selarik kiasan
bergerak, melompat
ke dalam kata-kata
ke pusat hentakkan
Kekasih, kita sudah
sampai...
Medan-Lampung, Mei 2007
2. selamat siang,
di sini langit benderang
tak ada jamuan
tapi kuingin sebuah tarian
dan akan kubalas
dengan sebait kiasan
kau menari
aku gumamkan puisi
biar langit di hati
taman di bibir
sama-sama berbunga
dan di taman ini
kita jadi adam dan hawa:
bangun firdaus yang baru
tanpa pelata
yang menggoda
Lampung 30 Mei 2007
Dok: Suara Pembaruan, 21 Oktober 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar