TAMAN DI BIBIRMU
kusiapkan parfum terwangi untukmu yang datang pada hari sabat
tapi lupakan tangkapan ikan di jaring-jaring itu sebelum kau sampai
padaku. karena hari sabat bukan untuk mengail, hanya berkunjung
dan kini aku akan menyambutmu: kunjungan pertama demi menyiapkan
pertemuan-pertemuan lain. mungkin di kota yang lain ataupun jalan
tak bernama. sebuah ruang yang kau sepakati untuk bercakap
kita satukan kata. -- rapatkan bibir? --
aku ingin wangi parfummu hinggap di tubuhku. lalu serasa anggur
membuat ruang menjadi lantai dansa. kau bisa menari? aku ingin berdansa:
tanganku melingkar di pinggulmu, sedang tanganmu mendekap di punggungku
"jangan lupa naiki bukit bukit ini, susuri dengan tapak yang juga telah
wangi parfummu," katamu. aku mau mariyuana, biarkan aku
mabuk padamu. semabuk abid pada-Nya!
ahai, tak lagi kunanti kehadiranmu. aku sudah menyambutmu di hari sabat
menjelang petang, dengan pesawat paling belakang. seperti kaulihatkan
tiket penerbangan. "jadwal lain sudah habis. bukankah ini akhir pekan?"
aku sudah lupa soal akhir pekan. hanya nama hari dalam benakku, sebab
tak ada rekening bisa diambil kapan pun: "maaf mesin ATM dalam perbaikan
pada hari ini..." apakah aku boleh menunggu di depan
mesin pengambil uang itu. padahal aku tak tahu sampai kapan di sana?
kau datang. berpakaian putih, krah sedikit terbuka. rambut terurai. dan,
wahai, kuku di sepuluh jarimu berwarna ungu: "siapa yang mengecat, adakah
picasso lebih dulu datang melukismu?"
kini aku ingin menghapus seluruh warna di kukumu
lalu kulukis sebuah taman yang pernah ditinggal adam
di bibirmu
untuk kukenal di hari lain agar aku mudah datang padamu
13012011; 18.01
TAK ADA LAGI JARAK
kau ke mana semalam
tak sempat menyapaku?
telah dimulai pertemuan
lalu berbincang ihwal pertemuan
yang lain: di antara hari-hari
kita sepakati
tak ada lagi jarak, bukan?
kau sudah dekat
dan aku kian merapat
menjadi tubuhmu
adalah tubuhku
suaramu
suarakukah
setelah bibir tak berkata-kata?
kau pasti datang
di hari sabat
membawa jala
dan aku ikannya?
sebab aku mau
terperangkap dalam jaringmu!
13012011; 12.43
MENCATAT SEBAGAI PERISTIWA
ingin kembali seperti kemarin malam
kulihat kau tersenyum dan sesekali
kepas tawamu karena lelucon
setelah itu suaramu terdengar lirih
sampai mendesah, lalu hilang
tenggelam karena malam
aku ingin selalu denganmu
menghitung tiap waktu yang beranjak
lalu mencatatnya sebagai peristiwa
dan akan kita ceritakan nantinya
di depan anakanak...
130111; 22.09
KUJAGA GAMBAR YANG KAU KIRIM
1
aku selalu rindu sapa
sebab itu kusebut namamu
dan kujaga gambar gambar
yang kaukirim dari kota lain
dari gambar gambar itu
kusebut setiap lekuk sungai
peta yang menjelaskan rahasia
tubuh: aku mau kunjungi
setiap waktu
menulisnya sebagai risalah
2
ia menjadi penunggu
sejak seseorang janji
akan mengirimkan
gambar sebuah taman
sebagai dongengan
malam ini
ia jadi penunggu
hingga kiriman
gambar sebuah surga
ia terima
12012011/17.59
AKU PERAHU
1
selebihnya kita renangi waktu ini
dengan sebuah perahu bocor
di lambungnya: aku terus mengayuh
dan kau menguras air
agar tak tenggelam di laut lepas
"kalaupun karam,
aku jadi perahu bagimu
merapat di pulau tak bernama," janjiku
lalu kaurapat di tubuhku
13.01.2011; 06.02
2
setelah perahu jadi dan layar dipancang
tinggal angin dari buritan mengantarmu
ke tepian, segala rindumu mesti dilabuhkan
segala kenangan akan dibongkar
untuk membikin ingatan baru...
120111: 19.20
BERNYANYILAH UNTUKKU
bernyanyilah bernyanyi
untukku hari ini
punai telah jauh pergi
membawa risalah
yang buatku gelisah
bernyanyi ayo bernyanyilah
sebab aku tak bisa melagukannya
agar aku tak duka
tak kecewa
*jambi 11012011: 15.40
HINGGA KE LANGIT
baru saja kami bertarung
suaranya berkali mengerang
ditimpah suaraku menantang
tapi tiada yang jadi pecundang
pada pertarungan kami
sebab setelah itu tawa
hingga ke langit itukah?
Jambi, 02.35: 11012011
KASIH AKU SECAWAN LAGI
kau mengerang
aku buat sayap
aduhai, baru saja
kita melayang-layang
memandang kota
yang gaduh
kasih aku secawan
lagi minuman
akan kureguk tuntas!
jambi, 100111; 14.52
PETA DI JALAN
kau kirim gambar
agar aku tak sasar
"ini peta buatmu di jalan
jadi arah pulang
kalau kau hilang," ucapmu
lalu gambarmu
kuajak bercakap
dan peraduan
kau masih menemaniku
di perjalanan ini
dengan gambar tangan
dan selembar senyum
berwarna apel
10012011: 01.30
*) sebagian dari antologi puisi terbaru TAMAN DI BIBIRMU (Siger Publisher, Maret 2011).
1 komentar:
puisi yg sangat romantis, menyentuh banget. nice,,,
Posting Komentar